STRES
Stres adalah
suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang,
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang
dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak
pasti dan penting.[1] Stress adalah beban rohani yang
melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang
terkontrol secara sehat. (ref:edy64).
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas
dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi
peluang saat menawarkan potensi hasil.[2] Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan
tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan
mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka. [2].
Stres bisa positif dan bisa negatif.[2] Para peneliti berpendapat bahwa stres
tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungankerja, beroperasi sangat berbeda
dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres
hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan
memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres
hambatan.
KOPING
(COPING) STRESS
Pengertian
dan Jenis Koping
Sesuai dengan definisi stres yang
telah disebutkan pada tulisan sebelumnya, ada suatu definisi yang terkenal dari
Lazarus & Folkman pada tahun 1984 (Cohen, & Lazarus, 1983, Lazarus
& Folkman, 1984; Sarafino, 1990; Taylor, 1991) menggambarkan coping sebagai
berikut:
“…
Suatu Proses di mana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara
tuntutan – tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun
tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber – sumber daya yang mereka
gunkan dalam menghadapi stressful …”
Secara
umum, stress dapat diatasi dengan melakukan transaksi dengan lingkungan di mana
hubungan transaksi ini merupakan suatu proses yang dinamis.
Emotion
focused coping, digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress
Problem
focused coping, Untuk mengurangi stressor, individu akan mengatasi dengan
mempelajari cara – cara atau keterampilan – keterampilan yang baru
Jenis
– Jenis Koping yang Konstruktif dan Positif
KOPING
KONSTRUKTIF/MERUSAK :
1.Penalaran (Reasoning)
Yaitu
penggunaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternatif
pemecahan masalah dan kemudian memilih salah satu alternatif yang dianggap
paling menguntungkan.
2.
Objektifitas
Yaitu
kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen emosional dan logis dalam
pemikiran, penalaran maupun tingkah laku. Kemampuan ini juga meliputi kemampuan
untuk membedakan antara pikiran-pikiran yang berhubungan dengan persoalan yang
tidak berkaitan.
3.
Konsentrasi
Yaitu
kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang sedang
dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari
pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang
sedang dihadapi.
4.
Humor
Yaitu
kemampuan untuk melihat segi yang lucu dari persoalan yang sedang dihadapi,
sehingga perspektif persoalan tersebut menjadi lebih luas, terang dan tidak
dirasa sebagai menekan lagi ketika dihadapi dengan humor.
5.
Supresi
Yaitu
kemampuan untuk menekan reaksi yang mendadak terhadap situasi yang ada sehingga
memberikan cukup waktu untuk lebih menyadari dan memberikan reaksi yang lebih
konstruktif.
6.
Toleransi terhadap Kedwiartian atau Ambiguitas
Yaitu
kemampuan untuk memahami bahwa banyak hal dalam kehidupan yang bersifat tidak
jelas dan oleh karenanya perlu memberikan ruang bagi ketidak jelasan tersebut.
7.
Empati
Yaitu
kemampuan untuk melihat sesuatu dari pandangan orang lain. Empati juga mencakup
kemampuan untuk menghayati dan merasakan apa yang dihayati dan dirasakan oleh
orang lain.
KOPING
POSITIF ( SEHAT)
1.
Antisipasi
Antisipasi
berkaitan dengan kesiapan mental individu untuk menerima suatu perangsang.
Ketika individu berhadap dengan konflik-konflik emosional atau pemicu stres
baik dari dalam maupun dari luar, dia mampu mengantisipasi akibat-akibat dari
konflik atau stres tersebut dengan cara menyediakan alternatif respon atau
solusi yang paling sesuai.
2.
Afiliasi
Afiliasi
berhubungan dengan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain
dan bersahabat dengan mereka. Afiliasi membantu individu pada saat menghadapi
konflik baik dari dalam dan luar, dia mampu mencari sumber- sumber dari orang
lain untuk mendapatkan dukungan dan pertolongan.
3.
Altruisme
Altruisme
merupakan salah satu bentuk koping dengan cara mementingkan kepentingan orang
lain. Konflik-konflik yang memicu timbulnya stres baik dari dalam maupun dari
luar diri dialihkan dengan melakukan pengabdian pada kebutuhan orang lain.
4.
Penegasan diri (self assertion)
Individu
berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stres dengan cara
mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya secara lengsung tetapi
dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi orang lain.
5.
Pengamatan diri (Self observation)
Pengamatan
diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara
objektif proses-proses kesadaran diri atau mengadakan pengamatan terhadap
tingkah laku, motif, ciri, sifat sendiri, dan seterusnya untuk mendapatkan
pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin mendalam.
DAFTAR
PUSTAKA
Siswanto.
2007. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta:
Andi Sunaryo. 2002.
Halgin,
R.P., Whitbourne, S.K. 2010. Psikologi abnormal. Jakarta: Salemba Humanika
Anonim.
1999. Manajemen stres. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Teori
Kepribadian Matang - Model Allport
Menurut Allport,
individu-individu yang sehat dikatakan mempunyai fungsi yang baik pada tingkat
rasional dan sadar. Menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing
mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.
Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh
trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Dimana orang-orang yang neurotis
terikat dan terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, berbeda
dengan orang-orang yang sehat yang bebas dari paksaan-paksaan masa lampau.
Pandangan orang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan
peristiwa-peristiwa yang akan datang, dan tidak mundur kembali kepada
peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Segi pandangan yang sehat ini memberi
jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak.
Orang
yang matang dan sehat juga akan terus menerus membutuhkan motif-motif kekuatan
dan daya hidup yang cukup untuk menghabiskan energi-energinya. Pada tahap perkembangan
manapun, setiap individu harus menemukan minat-minat dan impian-impian baru.
Energi tersebut harus diarahkan pada setiap tahap agar mencapai suatu
kepribadian yang sehat. Contohnya seorang remaja membutuhkan
penyaluran-penyaluran atas energinya agar terhindar dari kepribadian yang tidak
sehat. Energi itu harus menemukan jalan keluar, dan apabila energi tidak diungkapkan
secara konstruktif maka mungkin energi akan dilepaskan secara destruktif.
Dimana beberapa anak yang kekurangan tujuan-tujuan yang berarti dan konstruktif
untuk menghabiskan energi mereka, menyebabkan masalah kenakalan.
Dorongan yang bersifat
konstruktif adalah sangat penting bagi orang-orang yang sehat secara
psikologis. Orang-orang yang demikian mengejar secara aktif tujuan-tujuan,
harapan-harapan, dan impian-impian, dan kehidupan mereka dibimbing oleh suatu perasaan
akan maksud, dedikasi, dan komitmen. Pengejaran terhadap suatu tujuan tidak
pernah berakhir; apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu motif yang baru
harus cepat dibentuk. Orang yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam
masa depan.
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT CARL ROGERS
A.
Perkembangan kepribadian “self”
Inti dari teori- teori Rogers yaitu
individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan
hidup, dan menangani masalah- masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan
kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
Rogers menerima istilah self dari pengalaman- pengalaman realita masing- masing
individu. Dalam setiap bertambahnya umur ,anak bisa berubah sifat
dan perilaku. Dan seorang ibu bisa memperhatikan perkembangan anak, dari waktu
ke waktu dan seorang ibulah yang memelihara dan mendidiknya dan tidak di
serahkan kepada baby sister
B. Peranan positive regard dalam
pembentukan kepribadian individu
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari
orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang
terbagi lagi menjadi 2 yaituconditional positive regard (bersyarat)
dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Pribadi yang berfungsi sepeuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan
positif tak bersyarat. Mengapa? Karena ini penting, dihargai, diterima,
disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan
penuh kepercayaan.
C. Ciri-ciri orang yang
berfungsi sepenuhnya
Menurut pendapat Rogers
Pertama orang yang sehat secara
psikologis akan lebih mudah beradaptasi Karena orang psikologis
bisa melihat dan menilai sifat-sifat seeorang maka dari itu dia mudah
beradaptasi. Kedua manusia –manusia masa depan akan lebih terbuka atas
pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan lebih mendengar
dirinya dan memperhatikan perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan
kelembutan mereka.
Ketiga dari manusia masa depan adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya
pada masa sekarang. Merujuk kecenderungan untuk hidup pada masa
sekarang sebagaikehidupan eksistensial. Manusia masa depan tidak
mempunyai kebutuhan untuk menipu diri mereka sendiri ataupun alasan untuk
mencoba membuat orang lain kagum
Keempat manusia masa depan akan tetap percaya terhadap kemampuan diri
mereka untuk merasakan hubungan yang hamonis dengan orang lain.
Kelima manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa
batasan-batasan buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar
ataupun yang tidak.
Keenam, manusia masa depan mempunyai kepercayaan pada kemanusiaan. Mereka
tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk kepentingan pribadi; peduli pada
orang lain dan akan siap membantu apabila diperlukan; akan mengalami kemarahan,
tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak akan menyerang secara tidak asuk akal
melawan orang lain; serta akan merasa agresi, tetapi akan mengalihkannya kea
rah yang sepatutnya .
Terakhir, karena manusia masa depan terbuka dengan semua pengalaman, mereka
akanlebih menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka
tidak mendistori stimulus internal ataupun menahan emosi mereka
.
Rogers
meberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
a. Keterbukaan
pada pengalaman
b. Kehidupan
eksistensial
c. Kepercayaan
terhadap organism sendiri
d. Perasaan
bebas
e. Kreatifitas
Sumber
Schultz, D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat.
Schultz, D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat.
Yogyakarta: kanisius, 1991.Suryabrata, S.psikologi kepribadian. Jakarta:
kanisius, 1982.
Jess, J. And Gregory,J.F.teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika, 2009.
Jess, J. And Gregory,J.F.teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika, 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar